Nyaman. Ya, satu kata yang sering dijadikan alasan banyak orang untuk menetap atau pergi. Kenyamanan lah yang selalu dicari orang pada saat akan memutuskan sesuatu. Mulai dari pekerjaan, hingga pasangan hidup sangat manusiawi jika kita mencari kenyamanan itu. Mungkin beberapa motivator sekelas Maryono gundul berkata "kita harus keluar dari zona nyaman kita untuk meraih sukses". Apakah aku setuju dengan motivator-motivator itu? Nope....
Bagiku pribadi kenyamanan itu perlu, karena kenyamanan membuat kita ikhlas dan tidak merasa terbeban menjalani segala hal, mulai dari hal sepele hingga hal yang besar. Salah satu contoh kenyamanan yang aku pernah dapatkan adalah saat aku pindah spesialisasi dari Design Engineering ke System and Mechanical Engineering di kantor lamaku. Bagaimana aku sangat menikmati metani diagram block pesawat terbang untuk mencari solusi maintenance padahal bagi sebagian orang hal ini adalah hal yang sangat njelimet. Dengan rasa nyaman yang ada seberat apapun pekerjaan yang dihadapi tidak akan terasa.
Untuk urusan hubungan khusus aku pun setuju dengan adanya rasa nyaman yang membuat kita memilih menjatuhkan pilihan pada pasangan kita. Semasa SMP hingga kuliah terus terang aku menjalin relasi secara ngasal. Asal aku tidak terlihat jones maka itu sudah cukup. Apa efeknya? Aku jadi merasa tidak nyaman karena seringkali aku harus berubah menjadi orang lain, menjadi apa yang orang lain inginkan.Tidak menjadi diri sendiri cukup menjadi beban buatku. Hingga pada saat sudah lulus dan bekerja aku mengenal pasanganku saat ini. Bersamanya meskipun menurut orang lain aneh dan konyol aku merasa sangat nyaman bersamanya.
Mengapa aku bisa merasa sangat nyaman dengannya? Meskipun awalnya sempat minder, tetapi ternyata setelah kenal lebih jauh aku merasa jauh lebih bisa jadi diri sendiri bersamanya. Dasarnya mulut kami berdua mulut jamban seperti engkoh-engkoh yang dianggap penista oleh sekumpulan pengangguran otak udang berdaster putih, kami terbiasa menggunakan sapaan kasar khas Jawa Timuran dalam keseharian kami. Bagi orang lain mungkin kami terlihat sangat kasar, tapi di balik itu justru ada kemesraan tersendiri yang hanya kami pahami berdua. Karena bagi kami romantisme ga melulu harus ditunjukkan dalam wujud bunga dan rayuan gombal mukiyo basi. Pisuh pisuhan (dalam konteks guyon ya tapi) adalah bentuk kemesraan di atas rayuan gombal mukiyo. Ini adalah kemesraan paling paripurna, paling tulus yang diberikan pasangan kepada kita. Tidak ada pretensi atau kepura-puraan.
Nyaman itu tidak harus nyaman dengan semua kebaikannya. Lebih dari itu nyaman adalah sesuatu yang kita ciptakan dengan memberikan toleransi terhadap hal-hal yang dianggap buruk kemudian kita membiasakan diri untuk menerimanya menjadi bagian dari sesuatu atau seseorang. Karena selama itu bukan Tuhan maka selalu ada sisi baik dan buruknya. Semua kembali dari bagaimana kita menyikapinya. Maka saat ini jelas, aku sangat nyaman dengan kondisiku saat ini. Baik pekerjaan maupun pasanganku.
Untuk wanitaku,
Aku sayang mb awakmu,cuk...! :D
MS-IV
22.41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar