Kamis, 15 Maret 2018

Tentang Kenyamanan

Nyaman. Ya, satu kata yang sering dijadikan alasan banyak orang untuk menetap atau pergi. Kenyamanan lah yang selalu dicari orang pada saat akan memutuskan sesuatu. Mulai dari pekerjaan, hingga pasangan hidup sangat manusiawi jika kita mencari kenyamanan itu. Mungkin beberapa motivator sekelas Maryono gundul berkata "kita harus keluar dari zona nyaman kita untuk meraih sukses". Apakah aku setuju dengan motivator-motivator itu? Nope....

Bagiku pribadi kenyamanan itu perlu, karena kenyamanan membuat kita ikhlas dan tidak merasa terbeban menjalani segala hal, mulai dari hal sepele hingga hal yang besar. Salah satu contoh kenyamanan yang aku pernah dapatkan adalah saat aku pindah spesialisasi dari Design Engineering ke System and Mechanical Engineering di kantor lamaku. Bagaimana aku sangat menikmati metani diagram block pesawat terbang untuk mencari solusi maintenance padahal bagi sebagian orang hal ini adalah hal yang sangat njelimet. Dengan rasa nyaman yang ada seberat apapun pekerjaan yang dihadapi tidak akan terasa.

Untuk urusan hubungan khusus aku pun setuju dengan adanya rasa nyaman yang membuat kita memilih menjatuhkan pilihan pada pasangan kita. Semasa SMP hingga kuliah terus terang aku menjalin relasi secara ngasal. Asal aku tidak terlihat jones maka itu sudah cukup. Apa efeknya? Aku jadi merasa tidak nyaman karena seringkali aku harus berubah menjadi orang lain, menjadi apa yang orang lain inginkan.Tidak menjadi diri sendiri cukup menjadi beban buatku. Hingga pada saat sudah lulus dan bekerja aku mengenal pasanganku saat ini. Bersamanya meskipun menurut orang lain aneh dan konyol aku merasa sangat nyaman bersamanya. 

Mengapa aku bisa merasa sangat nyaman dengannya? Meskipun awalnya sempat minder, tetapi ternyata setelah kenal lebih jauh aku merasa jauh lebih bisa jadi diri sendiri bersamanya. Dasarnya mulut kami berdua mulut jamban seperti engkoh-engkoh yang dianggap penista oleh sekumpulan pengangguran otak udang berdaster putih, kami terbiasa menggunakan sapaan kasar khas Jawa Timuran dalam keseharian kami. Bagi orang lain mungkin kami terlihat sangat kasar, tapi di balik itu justru ada kemesraan tersendiri yang hanya kami pahami berdua. Karena bagi kami romantisme ga melulu harus ditunjukkan dalam wujud bunga dan rayuan gombal mukiyo basi. Pisuh pisuhan (dalam konteks guyon ya tapi) adalah bentuk kemesraan di atas rayuan gombal mukiyo. Ini adalah kemesraan paling paripurna, paling tulus yang diberikan pasangan kepada kita. Tidak ada pretensi atau kepura-puraan.

Nyaman itu tidak harus nyaman dengan semua kebaikannya. Lebih dari itu nyaman adalah sesuatu yang kita ciptakan dengan memberikan toleransi terhadap hal-hal yang dianggap buruk kemudian kita membiasakan diri untuk menerimanya menjadi bagian dari sesuatu atau seseorang. Karena selama itu bukan Tuhan maka selalu ada sisi baik dan buruknya.  Semua kembali dari bagaimana kita menyikapinya. Maka saat ini jelas, aku sangat nyaman dengan kondisiku saat ini. Baik pekerjaan maupun pasanganku.

Untuk wanitaku,
Aku sayang mb awakmu,cuk...! :D


MS-IV
22.41

Minggu, 11 Maret 2018

Flashback

"Dan bilamana kata adalah doa, tak semua doa terucap digenapi" - Deadsquad

Potongan lirik unit Death Metal berbahaya asal ibukota ini memang ada benarnya. Setiap kata yang kita ucapkan adalah doa yang tanpa sengaja kita daraskan untuk kemudian diserap oleh alam semesta dan disampaikan pada Sang Hyang Widhi. Sedari kecil mungkin banyak dari kita yang dibiasakan oleh orang tua kita untuk berharap segala sesuatu yang terbaik, bahkan cenderung menerima hukuman apabila kita menyumpahi orang lain dan berharap kemalangan datang padanya. Ya, lidah memang lebih tajam daripada pedang.

Ngomong ngomong soal kata adalah doa ada satu hal yang begitu membekas di hati tentangnya. Flashback ke masa masa kuliah semester 2 saat pelatihan LKMM pra-TD di kampus sebagai peserta kami diminta menulis harapan kami 5 tahun ke depan. Dasarnya anak berotak agak geser dengan santai aku tuliskan:

1. Lulus kuliah IPK 4,5
2. Keterima kerja sebelum lulus
3. Nikah sama cewek cantik 

Kaya main main gitu ya? Tapi balik lagi, semain main apapun kata adalah doa. Beberapa tahun setelah kalimat kalimat konyol itu aku tulis ternyata semesta memanifestasikannya dalam wujud nyata. Meskipun bisa dibilang aku kuliah dengan prestasi yang bisa dibilang biasa saja bahkan cenderung flip flop pada akhir masa kuliah di balik ijazahku terselip selembar kertas bertuliskan "summa cum laude". Untuk poin 2 pun aku melalui hal yang agak gimana gitu, semingguan setelah sidang akhir aku mbolang ke tanah Pasundan untuk mencoba peruntunganku yang terpanggil untuk seleksi masuk di maskapai penerbangan terbesar se Asia Tenggara. Seperti yang kutulis beberapa tahun lalu, aku pun berhasil mewujudkannya.

Khususon untuk poin ke 3 yang kutuliskan waktu itu aku akan menguraikannya tersendiri. Aku saat itu sedang menjalin hubungan dengan rekan seangkatanku kuliah. Bisa dibilang aku berelasi dengannya tidak terlalu sepenuh hati setelah aku mengalami pengkhianatan dari seseorang yang saat itu masih berelasi denganku dan seseorang yang kuanggap rekanku sendiri. Pahit memang jika kita susah susah setengah mati berusaha menjaga perasaan orang yang kita sayang tapi di belakang kita orang yang kita jaga perasaannya justru mengabaikan usaha kita dengan berbagai macam pembenaran.

Aku menjalin relasi dengan rekan seangkatanku selama kurang lebih 2 tahun. Yep, ini rekor terlamaku menjalin relasi. Memang dari luar terlihat lama tetapi di dalamnya aku tersiksa. Istilah kerennya sih toxic relationshit. Tak jarang kami berselisih paham karena hal yang sangat sepele. Yang terparah adalah ia tak bisa menghormati keberadaan kedua orangtuaku. Saat aku terpontang panting merawat ibuku yang baru saja menyelesaikan operasinya dia malah enak enakan hangout sama pria yang sudah jelas jelas pernah menyatakan ketertarikan padanya. Satu sifatku, jika aku sudah benar benar merasa terganggu dan marah aku akan diam (jadi jika aku masih terlihat misuh misuh ga jelas maka aku belum sepenuhnya marah ✌🏻). Aku benar benar mendiamkannya hingga 3 hari, tanpa menggubrisnya yang berusaha menghubungiku. Hingga pada suatu petang ia mendatangi kosku dengan tangisannya memohon agar aku menerimanya lagi. Ya itu hanyalah salah satu lika liku yang pernah kulalui bersamanya.

Terlalu banyak perbedaan di antara kami, mulai budaya, latar belakang keluarga, hingga keyakinan (aku yakin kalo aku guaaanteng puoool sementara dia enggak yakin 🤣 JK). Singkat cerita aku akhirnya memutuskan untuk mengakhiri relasi dengannya karena sifatnya yang tak bisa menghormati orangtua dan prinsipku. Selama 2 tahun sisa masa kuliah kuhabiskan untuk mengejar ketertinggalan akademisku yang sempat terjun bebas. Sama sekali aku mengabaikan urusan hati meskipun beberapa wanita sempat dekat denganku, tapi aku merasa belum saatnya aku membuka hatiku untuk menuliskan lembaran cerita baru. Bahkan saat aku bekerja di maskapai yang menerimaku itu tidak ada satu wanitapun yang berhasil membuatku luluh. Tahu sendiri kan, sebenarnya kalau mau pun aku bisa saja mendekati pramugari yang ga usah dipertanyakan seperti apa penampilannya. Selain itu aku tak ingin jatuh di kesalahan yang sama, sehingga aku membuat "perjanjian kecil" dengan Tuhan bahwa jika pasanganku selanjutnya menyebut nama Tuhan sama denganku maka aku akan benar benar menjadikannya yang terakhir buatku.

Hingga datanglah hari itu, seorang wanita cantik yang komen tepat diatas komenku yang sedang ngisengin teman sekelasku kuliah dulu. Shit, mata teduh itu... 
Sempat terbersit rasa minder itu, karena meskipun kami menyebut nama Tuhan dengan nama yang sama awalnya aku melihat perbedaan ras yang kentara antara kita. Tapi entah kenapa di hati kecilku aku yakin dia adalah yang terakhir buatku. Dialah yang akan menggenapi list iseng yang pernah kutulis. Entah kenapa meskipun belum pernah bertemu secara fisik aku sudah mulai merasakan bahwa aku menyukainya. Stefani... ya, nama itu yang berputar di otakku sejak aku terbius tatapan dari mata teduh itu.

Ya, jujur saja aku bukan tipe tipe cassanova yang dengan mudahnya mendekati dan bergelimang wanita. Aku bingung harus memulai dari mana, karena respon yang dia berikan padaku tidak terlalu positif pada awalnya. Aku cukup sadar diri, siapa sih aku ini, bahkan aku juga sempat minder saat tahu bahwa mantannya berpenampilan alala boyband sementara aku berpenampilan selengekan dengan brewok dan jenggot yang panjang. Aku selalu bingung bagaimana cara yang tepat memulai obrolan dengannya, bahkan aku sampai pada taraf dimana melihat display picturenya pun sudah memberikan rasa nyaman. 

Ternyata takdir berbicara lain. Kami saling memberi kenyamanan satu sama lain hingga kami saling menambatkan hati satu sama lain. Dia sukses meluluhkan hatiku yang 3 tahun kosong dan nyaris mati rasa. Bahkan orangtuaku pun yang selalu menganggap wanita yang kubawa ke rumah sebagai temanku mulai menganggap dia sebagai anak wanitanya. Awalnya aku pesimis duluan sama namanya pernikahan tapi sekarang aku sadar ada satu nama yang akan aku perjuangkan hingga akhir hayatku, wanita yang akan memenuhi coretan no 3 ku, yang dikirim oleh Sang Hyang Widhi di saat yang sama sekali tak terduga. Wanita itu adalah wanitaku, Stefani Wulan Sakti Handayani 


MS-IV
12 Maret 2018
00:00

Sabtu, 23 September 2017

Wanita itu mulia. Dibalik kami para pria yang sukses ada peran hebat mereka dibaliknya. Kalo kata chief di kantor lama ku wanita itu dianugerahi kemampuan multitasking, bisa masak, momong anak, nyuci dan nyapu sekaligus. Dia rela bertaruh nyawa di meja persalinan demi lahirnya generasi baru keluarganya. 

Sayangnya di tengah dunia yang semakin gila ini banyak wanita yang merendahkan harga dirinya dengan merusak kebahagiaan pasangan yang tengah berjuang ke jenjang selanjutnya, bahkan yang sudah berkeluarga sekalipun. Pelakor, valakor alias perebut laki orang, itu julukan yang diberikan warganet pada wanita macam ini. Pasangan saya lebih suka menyebutnya dengan wanita ular.

Suatu hari pasanganku bercerita tentang temannya, yang sudah berpacaran selama bertahun tahun, sudah foto prewed segala, bahkan punya usaha berdua tapi tiba tiba si cowok upload foto berpegangan tangan dengan wanita lain dan dengan bangga menuliskan rasa kasmaran nya di caption. Beberapa minggu kemudian tak ada hujan tak ada angin tiba tiba mereka upload foto pernikahan mereka. Ga kebayang kan jadinya udah pacaran bertahun tahun, kemana mana berdua tapi tiba tiba kandas gitu aja dan pasanganmu nikah sama orang lain secepet itu.

Gausah jauh jauh, sebelum berdua denganku pasanganku juga pernah merasakan sakit hati yang sama. Dia dikecewakan oleh mantannya yang udah jalan sama dia selama 4 tahun demi seorang calon pendeta yang kebetulan numpang belajar di gerejanya. Si mantan guguk ini selingkuh di belakang pasanganku, ngelupain 4 tahun yang udah dilewatin gitu aja. Yowes rejekiku kan, wanita sebaik dia kok disia siain (dan si guguk ini gak punya malu, sempet ngemis ngemis minta balikan ke pasanganku padahal dia belum ada kata putus sama selingkuhan kesayangannya itu sementara aku dan pasanganku udah planning untuk maju ke jenjang selanjutnya).

Banyak alesan kenapa mereka milih jadi pelakor. Salah satunya alesan "kemapanan". Yep, realistis dan matrealistis emang mirip tapi bedanya juaaaauuuhhh. Kalo matrealistis dia ngerasa insecure kalo duit pasangannya habis soalnya dia ga bisa pake duit pasangannya untuk kesenangan pribadinya tanpa mikir hajat hidup orang lain, sementara realistis itu ngerasa insecure kalo pasangannya ga bisa nyukupin semua kebutuhan harian karena pasangannya nggampangin segala sesuatu. Banyak yang kejebak gaya hidup sampe rela ngerendahin dirinya sendiri dan ngerebut kebahagiaan orang lain demi rasa aman secara finansial. Duit itu bisa dicari tapi rasa bersalah seumur hidup ga bakal bisa ditebus pake materi apapun (ya kecuali kalo emang ga punya malu ya terus dengan bangganya upload foto hasil perselingkuhannya bahkan sampe ngelabrak pasangan resmi selingkuhannya).

Alesan lainnya ya karena emang ga punya malu dan kemakan omongannya buaya darat. Ini yang parah. Mereka mengatasnamakan kesucian cinta untuk membenarkan perselingkuhan yang mereka lakukan. Cinta itu sakral, tapi apakah masih bisa disebut sakral kalo dibangun dengan pamrih, nafsu, bahkan dibangun diatas air mata dan rasa sakit. Perselingkuhan selalu berakhir tidak baik. Apabila pelaku selingkuh lebih memilih selingkuhannya maka pasangan resminya yang akan merasakan sakit hati, tetapi sebaliknya apabila pelaku selingkuh memilih kembali ke pasangannya maka si selingkuhan lah yang akan merasa sakit.

Aku sebagai seorang pria selalu berpandangan bahwa satu orang wanita cukup untuk satu orang pria. Bersyukur itu kuncinya. Sudah berapa pria yang jauh jauh jauh lebih baik yang dia tolak demi membalas cintamu. Jika mulai ada godaan dari luar maka ingatlah bahwa pasanganmu itu sangat berharga dan rela menemanimu menua berdua hingga akhir hayat.

KDR 23/9/17
20:36

Minggu, 20 Agustus 2017

Karena saat kau tertidur lelap dalam pangkuanku waktu terasa berjalan sangat lambat. Wajah damaimu yang terbuai mimpi dan tanganku yang kau peluk erat terlihat sangat menenangkan. Kuusap lembut pipimu dan berpikir, betapa indah ciptaanNya yang Dia titipkan padaku ini. Akulah lelaki paling beruntung yang bisa memenangkan hatimu. Diantara banyak lelaki lain diluar sana yang lebih lebih baik dariku engkau memilihku yang bukan siapa siapa dan bukan apa apa ini. Terima kasih untuk semua rasa cinta dan kasih sayang yang engkau berikan padaku. Seketika aku sadar, waktuNya adalah waktu terindah buat kita anak anakNya. Termasuk saat aku menemukanmu, wanita yang tertidur lelap dalam pangkuanku...

YKI Surabaya
20 Agustus 2017
22:40

Sabtu, 19 Agustus 2017

20 Agustus 2017
Flashback dikit ya 😂

A good friend of mine said wanita itu tercipta dari tulang rusuk pria, bukan dari kepalanya untuk mengepalainya atau dari kakinya untuk diinjak injaknya. Dia tercipta dari tulang rusuk supaya selalu dekat dengan jantungnya agar selalu dekat dan dicintainya, karena wanita itu adalah belahan jiwanya. Tulang rusuk berbentuk bengkok, seperti itulah kau harus memperlakukan wanita. Kau tidak boleh membiarkannya semakin bengkok tetapi kau juga tidak boleh berusaha meluruskannya. 

Ngomong ngomong soal tulang rusuk dan jodoh, especially masalah percintaan Tuhan emang selalu bekerja dengan cara yang misterius. Apa yang kita bayangkan sebagai manusia yang maha terbatas kadang Dia luruskan dengan tanganNya seraya menunjukkan jalan yang terbaik untuk setiap ciptaanNya. Jujur, udah belasan kali aku punya hubungan khusus dengan wanita (dengan semua hingar bingar dan asem manisnya). Dari semua itu mostly rasanya hampa, ya sekedar ketemuan, jalan bareng, makan bareng, dan sederet aktivitas orang pacaran pada umumnya. Semua kaya udah jadi rutinitas. Mulai yang model ruwet, suka keluar malem sampe yang alim pernah aku alami. Sampe ke mantan terakhirku jaman kuliah, hubungan 2 tahun aku putusin karena ada perbedaan prinsip diantara kami yang ga bakal bisa disatuin dan pertengkaran dimana aku disuruh milih antara dia atau alm nenekku yang sedang terbaring di rumah sakit. Sebagai cucu waras yang 5 tahun di rawat jelaslah aku milih buat balas budi ke nenekku dan milih ninggalin dia (yeeess rekor pertama aku yang mutusin, biasanya aku diputusin 😂).

Selepas dari mantanku itu aku terlalu fokus sama rutinitasku, penelitian di bengkel balap, tes mesin di dyno sama sirkuit, sampe keterima kerja di departemen teknik salah satu maskapai penerbangan swasta yang identik sama warna merah putih dan corak batiknya. Ga sedikit temen temenku yang berusaha nyomblangin aku biar ga kelamaan jones. Sayangnya dari semua itu ga ada yang sukses bikin aku nyeeesssh dan bisa bikin aku yakin buat ngakhirin masa jonesku yang jalan sampe 3 tahun. Sampe pada sore itu, aku liat foto dan komennya di postingan temanku yang melintas lewat beranda sosmedku. I'm not particularly believe in love at the first sight, tapi ga tau kenapa ngeliat anak ini ada perasaan nyes yang udah lama ga aku rasain. Sempet minder ngeliat kecantikannya dan dalam hati udah mbatin pasti udah ada yang punya, akhirnya aku nekat minta dikenalin ke temenku yang bikin postingan itu tadi. Gayung bersambut, ternyata dia barusan bubaran sama mantannya (mantan gobl*k yang nyia nyiain wanita sebaik dia buat cewek lain...hellooo waras pak? masih mau nyari ribut??).

Aku akuin ngeluluhin hati anak ini bukan perkara yang gampang, apalagi dia udah 4 tahun jalan sama mantan guguknya itu. Sampe dia bersumpah buat ga nikah. Well, untung aku masih megang prinsip "sekeras kerasnya es batu kalo digrojok es yo jadi es teh manis". Malem itu, 20 Agustus 2016, selepas kebaktian penghiburan pemakaman kakekku (miss you so much grampa...) dia menceritakan luka lamanya. Aku ga bisa nahan perasaan yang udah lama aku pendam dari pertama kenal dia sampe akhirnya aku ungkapin semua ke dia. Sempet ada perasaan takut kehilangan dia abis aku ungkapin perasaanku (bayangin aja kalo tiba tiba ada guy-from-nowhere tiba tiba ngungkapin perasaannya).

Dan inilah kami sekarang, sedari awal aku bilang ke dia kalo aku ga nyari pacar tapi aku nyari pendamping hidup karena aku tahu betul dia layak untuk diperjuangkan. Setahun udah terlewati, pertengkaran pertengkaran yang kami lalui gak bikin hubungan kami jadi renggang tapi justru bikin rasa takut kehilangan diantara kami semakin kuat. Tanpa kita sangka Tuhan selalu siapin orang yang bakal ngisi sela sela jari kita dan mampu bikin kita jatuh cinta pada orang yang sama setiap harinya. Thanks for opening your heart and your love sweetypie. I'm glad having you by my side. Happy anniversary my Stefani Wulan Sakti Handayani 

20 Agustus 2017
00:00

Minggu, 06 Agustus 2017

Kecantikan hakiki seorang wanita adalah kecerdasannya. Jika wanitamu memiliki kecerdasan dan penampilan fisik yang indah maka anugerah mana lagi yang akan kau ingkari?

Aku berpisah dengan mantanku, sebut saja M pada pertengahan 2013. Saat itu ia menuntutku selalu ada untuknya, sementara di rumah aku memiliki tanggung jawab untuk menjaga nenek dan bapakku yang sedang terbaring sakit. Ia masa bodoh dengan kondisiku sehingga aku memutuskan untuk mengakhiri saja apa yang sudah kami jalani selama 2 tahun, terutama karena ada perbedaan di antara kami yang sulit untuk disatukan. 

Selepas itu aku terlalu asyik dengan kesendirianku, fokus mengejar studi yang sempat keteteran hingga mengakibatkan IP terjerembab ke bawah. Hingga tiba saatnya mengerjakan tugas akhir sebagai syarat kelulusan pun aku masih asyik sendiri (cek aja di lembar terima kasih TA ga ada nama cewek, cuma nama ibuk doang 😂). Bukannya aku ga mau deket lagi sama cewek atau mendadak berubah jadi maho, tapi emang beneran belum ada sosok yang bisa bikin hati nyeeess dan bisa bikin aku "fallen" sepenuhnya.

Lulus kuliah aku diterima bekerja di salah satu korporasi penerbangan swasta di asia tenggara sebagai personel tekniknya, penempatan di luar jawa. Di situ aku sempet merasakan pendidikan spesialisasi pesawat level 3 yang digelar di training center kantor pusat selama 3 bulan, satu sekolah dengan para pramugari. Selama 3 bulan dikelilingi mereka pun gak ada yang bisa bikin aku tertarik. Jujur secara fisik mereka cantik, tapi entah kenapa ada sesuatu yang ngganjel dan bikin aku ga tertarik buat deket sama salah satu dari antara mereka.

Sampai tibalah saat itu, hari terakhir training basic engineering di tempat yang sama. Saat itu suasana selepas hujan reda, aku melangkah kembali ke mess. Berhubung bang V, rekan sekantor sekaligus sekamarku di mess pulang ke rumahnya di daerah lubang buaya suasana mess jadi sepi. Kubuka gadgetku, sekedar scroll timeline untuk mengusir kesepian. Kubaca status temanku kuliah tentang God Particle yang isinya kode keras buat mantannya yang sekarang kerja di barat pulau jawa.

Saat itulah kulihat ada seseorang yang komen tepat di bawahku yang membahas tentang fisika atom itu (dimana sub bab itu sukses membuatku remidi semasa sma 😂) dan entah kenapa saat itu ada perasaan bahwa suatu saat aku akan menghabiskan hari tuaku berdua dengannya. Muncul kegamangan dalam pikiranku akan bagaimana cara untuk bisa dekat dengannya. Agar bisa memperoleh pencerahan kuputuskan untuk mengisi perutku karena cacing di dalamnya sudah mulai konser protes minta diisi. Kupesan semangkuk soto ayam di warteg favoritku tetapi kenapa bayangannya muncul lagi di pikiranku sehingga aku tak menghabiskannya, hanya kuaduk aduk hingga mbededek.

Sesampainya di mess kuberanikan diri mengirim pesan ke temanku itu, berharap dia bersedia jadi mak comblang buatku. Bersyukuuur dia mau. Tapi ada satu hal lagi, masih mungkinkah dia bisa kudekati? Karena bagiku pantang untuk jadi perusak hubungan orang. Ternyata dia baru saja berpisah dari mantan kekasihnya. Saat logikamu masih mencari bahan percakapan tetapi hatimu sangat menginginkan dia sementara akhirnya logikamu yang menang maka yang terjadi kau akan tampak seperti orang dungu, hingga akhirnya dia yang mengirimiku pesan terlebih dahulu "kamu temennya D ya?"

Bukan perkara mudah untuk meluluhkan hatinya. Awal perkenalan kami tidak bisa dibilang mulus,dia masih seperti menjaga jarak denganku, entah karena apa. Perjuangan itu berbuah manis saat malam itu entah setan mana yang merasukiku sehingga aku nekat menyatakan perasaanku padanya bahwa aku sangat menyayanginya.

Dan inilah kami sekarang, setahun yang lalu kami hanyalah orang asing bagi masing masing. Tetapi karena kuasaNya kini kami telah menemukan tambatan hati dan tempat bersandar pada pribadi kami berdua. Di tengah dunia yang semakin jahat aku beruntung memiliki wanita dengan ketulusan hati sepertinya. Aku sangat mencintainya dengan segala yang kumiliki.

Menjelang first anniversary

Teruntuk wanitaku,

Stefani Wulan Sakti Handayani

Kamis, 22 Juni 2017

Farewell Sir

Pemimpin yang baik akan selalu dikenang, dihormati, dan dicintai orang yang dipimpinnya. Atasan langsungku di perusahaan tempatku berkantor sekarang dan perusahaan sebelumnya adalah dua contoh pemimpin baik yang selalu dikenang, dihormati dan dicintai anak anak dan rekan kerjanya. Baiklah, akan sedikit kuceritakan tentang mereka berdua, sosok kebapakan yang (meskipun tak sepenuhnya tetapi) dapat menggantikan (sebagian kerinduanku) akan sosok seorang bapak sepeninggal ayah. 

Yang pertama adalah asisten manajerku saat aku masih tergabung di tim development engineer salah satu maskapai swasta. Sebut saja nama beliau Pak MA. Beliau orang asli Purwakarta, Jawa Barat. Rekan sejawatnya akrab menyapa beliau dengan nama julukan "Mambo", tetapi kami anak anak beliau lebih akrab memanggil beliau dengan panggilan sayang "Babeh" atau "Papi". Beliau adalah salah satu engineer penerbangan kawakan yang dimiliki negeri ini, memegang lengkap basic license (ps : yang masih bingung soal basic license baca postingan sebelumnya yak? ✌🏻) Airframe Powerplant dan Instrument Electrical Radio and Avionic. Meskipun sudah jago dalam berbagai bidang beliau adalah sosok yang rendah hati. Setiap kali meeting beliau selalu menekankan "saya sama aja kok kaya kalian... masih sama sama harus banyak belajar". Pertama kali interview kerja di maskapai penerbangan ini beliaulah user yang mewawancaraiku. Pembawaannya yang berwibawa dan sangar (mirip Ken Watanabe waktu jadi Katsumoto di The Last Samurai) mendadak berubah jadi pribadi yang ramah, murah berbagi ilmu dan kocak saat bekerja bersama beliau dalam satu tim. Tak pernah sekalipun beliau memarahi anak anaknya, hanya ungkapan kecewa setengah berkelakar "gimaaana sih say? masa kaya gini?" untuk kemudian mengajari anak anaknya sampai bisa. Beliau tak pernah membatasi anak anaknya untuk berkembang sekalipun itu mengharuskan beliau berpisah dengan beberapa anak anaknya, termasuk aku. Saat aku memutuskan resign dari tempat lamaku maka beliaulah orang pertama yang kupamiti dengan pesan singkat "Beh, saya pamitan ya..." dan kemudian beliau langsung menelepon saya secara pribadi. Ya, beliau benar benar sudah seperti bapak kami sendiri baik di dalam maupun di luar kantor.

Sore ini aku baru saja menghadiri undangan farewell party atasan langsungku yang kedua, manajer manufaktur di perusahaanku sekarang. Sebut saja beliau Pak RP, ahli maintenance yang sudah 21 tahun makan asam garam di bidangnya. Ada 3 pesan beliau yang begitu mengena buatku tadi sore.
1. Jangan sekali sekali mendewakan IPK. Mereka cuma sederet angka diatas kertas, ga lebih. Yang terutama adalah rasa bodoh abadi dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan.
2. Cintailah pekerjaanmu seperti kau mencintai hobimu, maka kamu akan memberikan kontribusi terbaikmu tanpa beban.
3. Langkah masa depanmu dimulai dari satu langkah kecilmu saat ini.
Beliau ini secara personal mirip dengan Pak MA, hobi guyon. Bahkan saat aku interview pun untuk menyampaikan bahwa aku diterima tidak langsung to the point tapi diawali dulu dengan kelakar "kon mambengi lapo mas? turu jam piro? ngimpikne aku gak? soale keputusane awm diterimo kerjo di kantor ini".

Hari ini adalah kehilangan terbesar bagi kami, terlebih bagiku karena satu lagi sosok inspiratif harus undur diri dari dunia kerja. But then, life must go on. Dedikasi dan kontribusi beliau berdua adalah contoh nyata pengabdian ke perusahaan dan masyarakat. Semoga aku tetap bisa meneladani semangat dan etos kerja beliau berdua.

Farewell, sir
JBU Always